Senja dan Luka
Nayyla Nihayaa. Itulah namanya. Gadis desa penyuka senja, kopi, hujan, dan pelangi. Rasanya ada bahagia tersendiri kerap kali ia mengingat tentang empat hal favoritnya itu. Berawal dari hujan. Baginya saat hujan tiba ada kesenangan dan ketenangan yang berbeda daripada suasana biasanya. Tenang untuk berfikir, tenang untuk membaca, dan tenang untuk melakukan berbagai aktivitas lainnya jua. Lain dengan pelangi. Pelangi terdiri dari beberapa tingkatan warna. Dan dari situlah Nayyla mulai gemar dengan pelangi. Warna dalam sebuah pelangi diartikan bahwa dalam sebuah hidup pun akan demikian. Ada kalanya hidup dalam sebuah warna gelap dan ada kalanya hidup dalam sebuah warna terang. Jika dalam fase yang mulai gelap, ia berharap Tuhan segera menyadarkan agar tidak salah jalan. Jika dalam fase yang terang ia juga berharap agar Tuhan selalu mengingatkan agar ia tetap bersyukur akan segala nikmat yang Tuhan berikan. Namun, dibalik empat hal favoritnya itu, ada dua hal yang kini menjadi sebuah duka baginya. Senja dan kopi. Senja adalah suasana paling membahagiakan bagi Nayyla. Akan tetapi, kini setiap kali melihat senja, tanpa terasa air mata langsung mengalir membasahi pipi merah jambunya. Senjanya bertabur lara.
Beberapa tahun silam kejadian tak mengenakan membuatnya trauma. Senja di kota satria yang semula membuatnya begitu bahagia, seketika membuat lara. Orang yang paling ia cinta pergi dengan dalih perbedaan latar belakang sosial. Sakit? Hancur? Entahlah. Berbulan-bulan bahkan bertahun tahun ia meratapi kejadian itu. Mengapa harus seperti ini? Namun, ia tersadar. Untuk setiap kata mengapa tidak harus ada jawab karena. Senja memang membuatnya bahagia, akan tetapi senja juga mengingatkan perihal lara. Sekeras apapun atmanya menyeruak, yang ingin pergi akan tetap pergi.
"Dia datang dengan memberikan keindahan, dan pergi tanpa berpamitan dengan luka yang tak berkesudahan"
Setelah kejadian itu Nayyla berusaha untuk terus tumbuh tanpa ingin terlihat rapuh. Meski dihatinya masih terselip luka, ia masih berusaha untuk tetap tersenyum di depan orang sekitarnya. Hari harinya kini disibukkan dengan membaca, menulis, menonton kajian di sosial media dan mengikuti berbagai kegiatan sosial di lingkungannya. Ia tidak ingin terpuruk dengan keadaan. Karena masih ada orang orang tersayang yang harus dibahagiakan. Ia juga mulai merambah ke dunia sastra. Meski ia sadar, dunia sastra bukanlah passionnya. Selagi masih ada kesempatan untuk mempelajarinya, kenapa tidak? Itulah salah satu penyemangat ketika ia sedang merasa buntu perihal rangkaian katanya yang belum tertata. Kopi tidak pernah luput dari meja belajarnya. Kopi penawar luka? Ahh berlebihan sekali shshshshsh. Tapi memang begitu kenyataannya. Luka membawanya candu ke minuman pahit tanpa gula itu. Hidup memang seringkali pahit, namun setelahnya pasti terselip manis yang tak terduga. Seperti halnya sebuah kopi. Kopi memang pahit awalnya. Dan gula hadir untuk menambah cita rasanya. Kopi dan gula semula hanya pahit dan manis saja, mereka berubah menjadi seimbang setelah melalui proses panjang. Manusia pun bisa jadi demikian, apabila dia sabar akan sebuah proses pahit yang panjang, ia akan menuai hal hal manis yang sudah disiapkan Tuhan.
"Senja mengajarkan bahwa sesuatu yang indah bisa datang dan pergi kapanpun ia mau. Seperti senja yang datang ketika matahari akan kembali ke peraduannya, dan pergi ketika malam mulai menampakkan dirinya"
Meski kini senjanya bertabur luka, namun senja tetaplah menjadi salah satu hal favorit Nayyla. Keyakinan akan banyak bahagia yang datang setelah kepahitan mampu mengalahkan rasa kecewa yang selama ini bersemayam dihatinya. Dia juga menyadari tidak ada hujan yang tak reda, tidak ada banjir yang tak surut, semua pasti berlalu. Duka hanya mampir, setelahnya pasti ada bahagia yang akan terukir. Namun, hidup tidak hanya tentang mengejar kebahagiaan, melainkan bagaimana cara agar kita terus bersyukur atas segala kuasa Tuhan dalam setiap keadaan🌹
_Semoga bermanfaat, Jangan lupa isi kolom komentar dibawah. Terimakasih 😊.next part?tunggu saja hehehe_
Ditunggu part berikutnya hehe
BalasHapusWah keren juga kamu
BalasHapus