Sudut Kenangan
Hari Bahagia......
Selamat mengulang hari bahagia
Semoga segala hajat lekas dikabulkan sang kuasa
Meski tapak jejak kian berat
Semoga langkahmu kian kuat,
tanpa pernah terhenti,
walau cobaan terus datang silih berganti
Kutau segala peluhmu
Kutau segala gundahmu
Kutau ribuan juangmu
Dalam menitih milyaran impianmu
Harapku, jangan pernah menyerah
Meski lelah, menjajah, menjarah
Dewasa bukan hanya perihal usia
Namun, jutaan asa terpaku dalam raga
Ada harap orang tua,
Tergantung nyata dalam kata "cita-cita"
Sekali lagi,
Selamat bertambah usia.
Semoga segala kabut duka berubah menjadi bulir bahagia
Berpayung doa
Dan, rahmat dari Sang Maha Esa
15 Februari 2022
Sebuah bait yang tertulis dalam secarik kertas tergeletak di meja belajar Nayyla. Tulisan dengan nuansa tinta putih perak berhias bulir air mata yang jatuh dari kelopak matanya. Lagi lagi kenangan datang menghampirinya. Entah darimana asal datangnya. Nayyla hanya bisa berusaha untuk tetap kuat dan sabar dalam menahan duri duri luka yang masih tertancap dalam raganya. Meski sudah bertahun tahun, luka itu masih saja menganga dengan jelasnya.
Jalaluddin Haidar Ajids. Nama yang masih terpampang nyata dalam memorinya. Hari ini tepat dimana ia mengulang hari bahagianya. Nayyla hanya bisa mendoakan sembari melihat dari kejauhan. Harapan dan doa-doa terbaik untuknya, tak pernah lekang dari sujud panjang Nayyla. Rindunya terlalu menggebu tanpa ada jamuan temu sebagai penawarnya. Sedikit menyiksa. Namun, ia sadar ini adalah skenario dari sang Kuasa. Tugasnya adalah menjalani, mensyukuri, sembari terus berdoa agar semuanya lekas baik baik saja. Ia tak pernah menyesali perihal pertemuannya dengan Ajids. Entah bagaimanapun akhirnya nanti, Ajids tetaplah seseorang yang pernah mengisi hari hari bahagia Nayyla. Bagi Nayyla luka hanya sebagian kecil dari bahagia yang panjang.
Mungkin ini adalah kesalahan Nayyla. Ia menyimpan rasa terlalu dalam, hingga lupa akan ada saatnya seseorang punya pilihan yang belum tentu sesuai dengan apa yang ia fikirkan. Asmara membawanya larut dalam kisah kasih yang menghadirkan pedih. Belum lagi, pertanyaan orang sekitar dan orang tua yang membuatnya semakin hanyut dalam balutan lara. Usahanya untuk sembuh lagi-lagi harus runtuh. Sedang senyum dan ikhlas terus mendesak dan menuntutnya. Yang berarti ia harus memakai topeng untuk sekadar terlihat bahagia dan baik-baik saja.
"Bahagiaku silahkan kalian nikmati sepenuhnya, biar segala duka dan lara, aku saja yang menanggungnya"
Kedekatannya dengan Ajids memang sudah diketahui keluarga dan lingkungan sekitarnya. Sering kali Nayyla diberi pertanyaan yang ia sendiri tidak tau jawabannya. Hanya untaian kesal yang terkapar dalam tubuhnya, tanpa bisa mengucap sebenarnya ia muak dengan semua pertanyaannya.
"Loh mbak kok maszeh wis ora tau dolan rene? Opo ws putus tha? Padahal kae lho si Bila karo Amlati ws arep lamaran"
" Hehe, ênggih buk sampun sibuk piyambek piyambek dadose jarang dolan maleh. Nggih syukurlah bu, kulo tumut remen menawi Billa kaleh Amlati sampun lamaran"
Dalam batinnya ia seringkali bergumam "lah ngopo kedah tangled ngoten seh, mboten penting suangettt". Tapi apalah daya, Nayyla harus tetap tersenyum dan sabar menghadapinya. Meski ada rasa tersinggung dengan pertanyaan yang kurang berkenan di lubuk hatinya.
Masih terlalu sulit bagi Nayyla untuk menghapus Ajids yang selama ini menemani hari harinya. Sesosok yang santun, ramah, tawadhu dan begitu tulus dalam segalanya. Matanya sayu dengan hidung yang menjulang tinggi bak menara Eiffel. Jejak langkahnya pelan dan begitu indah ketika dipandang. Tak banyak kata, ia begitu istimewa.
Bagaimana mungkin aku bisa lupa?
Sedang aku mencintaimu setiap harinya
Tutur lembut katamu
Mampu meluluhkan jiwa ringkihku
Senyum rekah bibir merah mudamu
Menenangkan setiap insan dihadapanmu
Dan sayu pandang mata coklatmu
Meredakan setiap kegundahan dalam sanubariku.
#SudutKenangan
Luka membawa Nayyla candu pada bait kata. Memang belum sempurna, tapi ini adalah obat paling ampuh untuk mereda segala rasa. Dengan kata Nayyla jauh lebih bisa menikmati dan mensyukuri berbagai kejadian yang menghampirinya. Meski seringkali langkahnya bersampul nestapa, Nayyla tetap yakin pada Sang Maha Segalanya semua akan baik-baik saja. Seperti dalam firman-nya
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"
(QS. Al-Insyirāh: 6)
(Tidak ada gelap tanpa sebuah titik terang. Tidak ada Kesengsaraan tanpa sebuah kebahagiaan. Meski berat dan sulit tetap hadapilah. Karena tidak ada jalan yang mudah untuk setiap tujuan yang indah. Percayalah, semua akan bahagia dan baik-baik saja jika sudah saatnya)
_Segini dulu yaa gaiss 😅 semoga berkenan dan bermanfaat🥰dan mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan heheh (maklum masih belajar) see you in next chapter....
��
BalasHapuslanjutannya kapan mb?
BalasHapusInsyaallah secepatnya nggih🥰
HapusSaya kira, karya tulis yang hanya terlihat oleh mata. Rupanya ribuan peristiwa berantai, seiring jalannya Alam Semesta
BalasHapusHehe nggih, sebelumnya terimakasih sudah berkunjung ke blog ini☺️
Hapus